Dikisahkan seorang yang bernama Ki Djuber bersama rombongan datang kehutan yang jaraknya ± 1 (satu) hari perjalanan dari Gunung Jati menuju arah Barat Daya. Sesampainya ditempat itu rombongan tadi seizin Mbah Kuwu Cerbon langsung menebang hutan dengan cara membakarnya terlebih dulu untuk menentukan luas wilayah yang akan dijadikan perkampungan baru tersebut, karena cara dulu untuk menentukan wilayah yaitu melalui membakar pohon yang paling besar dan tinggi agar debu pembakarannya dapat terbang jauh sampai dimana abu yang terbang hasil pembakaran tadi itulah wilayah miliknya dan ternyata pada saat itu diperkirakan abu tadi terbang kearah Barat sampai kesungai Jinalim. Demikian pula yang terbang kearah Utara yaitu sampai kebelokan sungai Jinalim dan sungai Soka diantara saluran Dam Kudus sekarang. Sedang kearah Timur Selatan yaitu diperkirakan sampai kesaluran / selokan air Cigundul dan yang kesebelah Selatan yaitu diperkirakan sampai kesaluran / sungai kecil Watukruyu. Ditengah perkampungan yang dibuka oleh sekelompok orang tersebut tadi terbentang sungai yang dinamakan Sungai Soka.
Terwujudlah perkampungan baru disebelah Barat Daya Gunung Jati dengan dihuni oleh sejumlah penduduk, dalam perkembangannya banyak orang yang datang dengan berbagai hal kegiatan, baik perdagangan maupun penyebaran agama yang ingin bertempat tinggal sebagai penduduk di perkampungan tadi. Sehingga lama kelamaan ramailah perkampungan baru ini, demikian pula agama keyakinan yang dianut beraneka ragam, ada Islam adapula agama lain. Diantaranya ada orang yang sangat menentang ajaran Islam yaitu Ki Gede (Ageng) Blambong. Berbagai upaya yang dilakukan oleh Ki Djuber ternyata tidak mendatangkan hasil. Ki Djuber pada saat itu bertempat tinggal diwilayah sebelah Timur sungai Soka yang berdekatan dengan tempat tinggal Ki Gede Blambong. Sedang tua-tua kampung yang sama dengan Ki Djuber yaitu Ki Sayu yang menempati dibagian Barat Sungai Soka.
Selengkapnya bisa di Download dalam bentuk PDF di bawah ini.
2 comments:
Boss bales dong.
Post a Comment